WARTASERUNDINGAN.COM – Warga sekitaran aliran sungai Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengaku rindu akan kondisi air sungai yang jernih dan bersih.
Hal ini karena air sungai tempat mereka mandi itu sudah hampir dua tahunan lebih berubah menjadi keruh berwarna kecokelatan.
“Sudah hampir dua tahun lebih air sungai menjadi keruh, kami sudah rindu melihat air sungai yang jernih dan bersih,” sampai Alamsyah, toko Masyarakat Desa Noman, Selasa (22/12/2020).
Ia menduga keruhnya air Sungai Rupit itu disebabkan kegiatan tambang emas mesin dompeng ilegal di daerah Sungai Ulu Tiku.
Hal itu karena air sungai berwarna kecoklatan itu mengalir dari aliran air Sungai Ulu Tiku.
Sedangkan aliran sungai Ulu Rupit yang mengalir dari Desa Tanjung Agung maupun Desa Sukaraja tetap jernih.
“Di Ulu Tiku katanya banyak beroperasi dompeng, mungkin dari kegiatan itu air ini menjadi keruh,” katanya.
Dia berharap ada tindakan tegas dari pemerintah untuk para pelaku yang menyebabkan air sungai menjadi keruh dan tercemar.
Karena kondisi keruhnya air sungai itu sangat merugikan masyarakat banyak, apalagi hingga saat ini masih banyak masyarakat yang memanfaatkan air Sungai Rupit untuk memasak.
“Kami berharap pemerintah ada tindakan, karena masyarakat sangat bergantung dengan air Sungai Rupit, baik untuk mandi maupun untuk dimasak,” harapnya. (Jadidi)