MURATARA – Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) turut serta menangani dampak banjir bandang yang melanda Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka mengirimkan tim ke lokasi bencana banjir untuk melakukan pendampingan pada Dinas Kesehatan setempat dalam pengelolaan darurat krisis kesehatan.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Dr. Sumarjaya, SKM, MM, MFP, C.F.A, melalui Satgas yang diturunkan ke lapangan, Budiman, SKM, M.Kes, mengatakan Kemenkes RI ikut andil membantu pelayanan kesehatan pasca banjir.
Satgas Pusat Krisis Kesehatan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara untuk mengidentifikasi masalah kesehatan akibat bencana banjir.
“Kami di sini sudah dari tanggal 19 April, dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat kami membantu memberikan pelayanan kesehatan, mendirikan posko pelayanan kesehatan di wilayah yang terdampak maupun secara mobile,” kata Budiman, Minggu (21/4/2024).
Pasca bencana melanda, warga masyarakat yang terdampak banjir bandang memang membutuhkan bantuan penanganan berbagai penyakit yang melanda terutama pada anak-anak dan lansia.
Karena itu Pusat Krisis Kesehatan turun ke lapangan dengan membawa perlengkapan pelayanan kesehatan, obat-obatan, makanan tambahan, bahan medis habis pakai (BMHP) yang diperlukan.
“Kami membantu pelayanan kesehatan, tim dari TCK-EMT PKK Regional Sumatera Selatan sudah beberapa hari di lokasi bersama petugas Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat juga,” kata Budiman.
Dia menambahkan hingga kini sudah lebih dari 1.625 warga korban banjir yang telah dilayani pada pelayanan kesehatan oleh tim Dinas Kesehatan setempat dan TCK-EMT PKK Regional Sumatera Selatan.
Adapun 10 penyakit terbanyak setelah pemeriksaan warga dipos kesehatan yang mengalami gatal-gatal atau dermatitis ada 92 pasien, mialgia 54 pasien, gastritis 36 pasien, ISPA 35 pasien, hipertensi 21 pasien, caries dentist 12 pasien, cepalgia 9 pasien, insomnia 5 pasien, asam urat 4 pasien, dan dysphepsia 2 pasien.
Sebagaimana diketahui, banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini melanda di 6 kecamatan dengan jumlah masyarakat terdampak sebanyak 25.392 jiwa dalam 6.349 kepala keluarga (KK).
Selain pelayanan kesehatan langsung oleh tenaga medis, mereka juga melakukan fogging di wilayah terdampak sebagai upaya untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah (DBD).
“Genangan air dan kelembaban yang masih terjadi mengakibatkan meningkatnya jumlah nyamuk di mana-mana, sehingga dibutuhkan penyemprotan anti nyamuk yaitu dengan cara fogging, dan itu sudah dilakukan dibeberapa wilayah yang terisolir, dan tetap mengandekan lokus-lokus lain untuk dilakukan hal yang serupa,” kata Budiman.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara, Tasman Majid, SST, MS.i menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI atas bantuan dan perhatian yang diberikan.
“Kami sangat terbantuakan dengan adanya bantuan dari Pusat Krisis Kesehatan, kami sangat sangat berterima kasih akan hal itu,” katanya.
Tasman Majid menambahkan, selain membantu pengobatan pihaknya juga sudah mendirikan posko pelayanan kesehatan di desa-desa yang terdampak banjir, serta mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan mengingat risiko penularan penyakit menjadi lebih tinggi pasca banjir ini.
“Petugas kami sudah dari hari pertama turun memberikan pelayanan kesehatan, mereka siaga terus agar bisa cepat merespon berbagai kondisi di lapangan, dan sampai hari ini pasca banjir petugas kami masih di lokasi, dan Alhamdulillah berjalan maksimal,” katanya. (*)