Warta Serundingan Portal berita terdepan dan terpercaya
Related Articles
WARTASERUNDINGAN.COM – Direktur Utama PT. SBP, Sandy, mengakui bahwa dirinya meminta uang tebusan kepada PT. Sunindo Kookmin Best Finance (SKBF) untuk enam unit kendaraan yang ia tahan. Ia bahkan sempat berniat meminta Rp 500 juta per unit sebelum akhirnya menetapkan angka Rp 300 juta per unit.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Shandy Hermanto, melalui sambungan WhatsApp. Menurut Sandy, tindakan tersebut dilakukan karena PT. Bintang Sukses Energi (BSE) memiliki utang besar kepada dirinya secara pribadi, perusahaannya, serta pihak lain.
“Hutang PT. BSE ke saya Rp 14,3 miliar, hutang ke vendor katering Rp 3 miliar, dan gaji karyawan yang belum dibayar mencapai Rp 2 miliar. Kami tidak tahu unit itu milik siapa, yang kami tahu itu milik PT. BSE. Kami baru tahu setelah mereka ingin menarik unit tersebut,” jelas Sandy pada Selasa, 25 Februari 2025.
Shandy Hermanto juga mengklaim bahwa pihaknya memiliki surat pernyataan dari PT. BSE yang menyebutkan bahwa perusahaan tersebut akan mencicil utang dan menjaminkan enam unit kendaraan tersebut.
“Ada surat pernyataan dari PT. BSE yang menyebut mereka akan mencicil utang dan menjaminkan unit itu,” tambahnya.
Namun, berdasarkan bukti di lapangan, PT. SKBF sudah memiliki surat penyerahan unit dari PT. BSE sejak Desember 2024, sedangkan PT. BSE baru menjaminkan unit tersebut kepada PT. SBP pada 31 Januari 2025.
Kasus ini masih terus bergulir. PT. SKBF menegaskan akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan permasalahan ini di Polda Sumatera Selatan. Hingga kini, belum ada titik terang terkait penyelesaian sengketa antara kedua belah pihak. (rls)
